STRUKTUR SOSIAL PELAJARAN KLAS XI
A. Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa
diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik,
ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi,
struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok
sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
Para ahli sosiologi merumuskan
definisi struktur sosial sebagai berikut:
$$ George Simmel:
struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
$$ George C.
Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan
perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
$$ William
Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya
pengulangan pola perilaku undividu.
$$ Soerjono
Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan
peranan-peranan sosial.
B. Ciri-ciri Struktur Sosial
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul
pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan
masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu
sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat
macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan
pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan
akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya
sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka
ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur
sosial masyarakat Indonesia adalah sbb: a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari
pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa,
perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata
pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor
industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi
struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata
antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
3. Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena
terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai
dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa
berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
C. Fungsi Struktur Sosial
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai
penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya
memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan
mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat,
selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai,
atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat
peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu
tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan
berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur
sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat
merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari
sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan
kedisplinan.
D. Bentuk Struktur Sosial
Bentuk struktur sosial terdiri dari
stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri
tersendiri.
1. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi berasal dari kata
strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat
yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan.
Ukuran yang dipakai bisa kekayaan,
pendidikan, keturunan, atau kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan,
hak istimewa dan prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi
sosial.
Adanya perbedaan dalam jumlah harta,
jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat
disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati
posisi terbawah.
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi
sosial dapat dibagi menjadi 2:
1. Stratifikasi Sosial Tertutup
Adalah stratifikasi sosial yang
tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)
2. Stratifikasi Sosial
terbuka
Adalah stratifikasi yang mengizinkan
adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh
pada masyarakat modern.
Bentuk-bentuk mobilitas
sosial:
a. Mobilitas Sosial Horizontal
Di sini, perpindahan yang terjadi
tidak mengakibatkan berubahnya status dan kedudukan individu yang melakukan
mobilitas.
b. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial yang terjadi
mengakibatkan terjadinya perubahan status dan kedudukan individu.
Mobilitas sosial vertikal terbagi
menjadi 2:
#Vertikal naik
Status dan kedudukan individu naik
setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.
#Vertikal turun
Status dan kedudukan individu turun
setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.
c. Mobilitas antargenerasi
Ini bisa terjadi bila melibatkan dua
individu yang berasal dari dua generasi yang berbeda.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
Hal ini bisa terjadi bila
stratifikasi sosial terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup.
Anggotanya kemudian menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus
menyesuaikan diri terhadap dua stratifikasi yang ia anut.
Menurut dasar ukurannya,
stratifikasi sosial dibagi menjadi:
a. Dasar ekonomi
Berdasarkan status ekonomi yang
dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi:
1)
Golongan Atas
Termasuk golongan ini adalah
orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan
besar.
2)
Golongan Menengah
Terdiri dari pegawai kantor, petani
pemilik lahan dan pedagang.;
3)
Golongan Bawah
Terdiri dari buruh tani dan budak.
b. Dasar pendidikan
Orang yang berpendidikan rendah
menempati posisi terendah, berturut-turut hingga orang yang memiliki pendidikan
tinggi.
c. Dasar kekuasaan
Stratifikasi jenis ini berhubungan
erat dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar
wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya.
Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan
kekuasaan terlihat dalam dunia politik.
Dampak adanya stratifikasi sosial:
a. Dampak Positif
Orang yang berada pada lapisan
terbawah akan termotivasi dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan
kualitas dirinya, kemudian mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih
tinggi.
b. Dampak Negatif
Dapat menimbulkan kesenjangan sosial
B. Diferensiasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto,
diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan
tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain:
a. Diferensiasi ras
Ras adalah su8atu kelompok manusia
dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi
menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang
Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid.
b. Diferensiasi suku bangsa
Suku bangsa adalah kategori yang
lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa
yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua.
c. Diferensiasi klen
Klen merupakan kesatuan keturunan,
kepercayaan, dan tradisi. Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen
utama, yaitu:
a. Klen atas dasar garis keturunan
ibu (matrilineal)
Contohnya yang terdapat pada
masyarakat Minangkabau.
b. Klen atas dasar garis keturunan
ayah (patrilineal)
Contohnya yang terdapat pada
masyarakat Batak.
d. Diferensiasi agama
Di Indonesia kita mengenal agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya.
e. Diferensiasi profesi
Masyarakat biasanya dikelompokkan
atas dasar jenis pekerjaannya.
f. Diferensiasi jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin,
masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar