|
|
||||
|
(4) : Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Dalam
ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui
proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil dan
cahaya matahari. Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain
memperoleh makanan dengan melalui proses interaksi dengan mahluk hidup lain
melalui pola-pola interaksi tertentu seperti yang telah dijelaskan pada materi
sebelumnya. Untuk mengingat kembali pola interaksi dalam ekosistem bisa dilihat
di sini. Hal ini disebabkan karena mahluk hidup sebagai
mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran mahluk hidup lain. Salah satu
bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan
yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan. Nah,
kali ini kita akan belajar mengenai rantai makanan, jaring-jaring makanan.
a. Rantai Makanan
Rantai
makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan
tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai
produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah
rantai makanan.
Pada
rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu
yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan
jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer
menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang.
Tiap
tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering
disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut
konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan
herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan
seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak.
Dengan demikian, pada rantai makanan
tersebut dapat dijelaskan bahwa :
1.
Rumput bertindak sebagai produsen.
2.
Belalang sebagai konsumen I
(Herbivora)
3.
Katak sebagai konsumen II
(Carnivora)
4.
Ular sebagai konsumen III/konsumen
puncak (Carnivora)
5.
Jamur sebagai dekomposer.
b. Jaring-jaring Makanan
Rantai
makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan,
karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis
herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis
produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang
saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.
Jadi
apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan
rantai makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring makanan
berikut!
Dapatkah
kalian menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring
makanan tersebut? Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan
berapa jumlah rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan, kalian harus
menuliskan urutannya satu per satu dengan teliti.
c. Piramida Makanan
Seumpama
katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi?
Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada
pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan.
Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah
rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya bertambah
banyak.
Dari
ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya
apabila jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I, jumlah
konsumen I harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila
kondisi tersebut digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida makanan.
Berikut adalah contoh piramida makanan dari jaring-jaring kehidupan di atas.
Kita
sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti
kalian ketahui di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi
kelangsungan hidup mahluk hidup. Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan
tidak melakukan perusakan lingkungan demi keseimbangan alam dan kelangsungan
hidup kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari yang terdekat dengan
menjaga kelestarian alam di sekitar kita.
jadi ingat pelajaran sekolah dulu
BalasHapusObat herbal stroke